Dulu saya kalau
ditanya, pokoknya menjadi orang sukses. Waktu SMP, saya bingung mau kuliah
dimana. Padahal SMP masih ada tahap untuk masuk SMA, wkwkwk sok berfikir
dewasa. Lalu saya konsultasi sama Pak
Alim (wali kelas 8E). Pak Alim guru terbaik yang pernah saya temui. Pembelajaran
di kelas 8E berjalan sesuai dengan kontraknya dan kita saling menyayangi
layaknya keluarga sendiri. Waktu itu ada program study tour ke Bandung dan saya
dibayarkan biaya study tour tersebut. Pada suatu kesempatan bisa bercerita
semua keluh kesah dan harapan saya di masa depan. Singkat cerita lalu saya
ditanya sama Pak Alim besok mau lanjut dimana? Kemuadian saya jawab pokoknya
saya kuliah di kesehatan. Dulu pengen jadi perawat, tapi sayang di situ ada syarat
tinggi badan dan saya langsung mundur. Waktu SMP juga saya program tinggi badan
dan itu mungkin belum rezeki saya, malahan saya sakit – sakitan terus. Kemudian
saya berhenti program tinggi badan tersebut. Waktu SMP sudahlah berakhir dan wisuda
berpisahlah dengan teman – teman yang super gokil.
Kemudian waktu SMA,
saya mengalami kejadian yang membuat saya menjadi perempuan yang tangguh. Ketika
semakin dekat dengan dunia perkuliahan, itu membuat saya semakin bingung. Saya
menikmati kehidupan pada waktu SMA, kemudian Allah Ta’ala memberikan musibah
pada keluarga saya. Bapak saya mengalami sakit, periksa lalu sembuh itu secara
berulang - ulang. Pada suatu saat ada perubahn pada jalan bapak saya, itu
periksa yang menghantarkan saya. Kemudian disarankan sama dokternya untuk ke
rumah sakit saja. Bapakku dikasih penyakit dengan diagnosa stroke ringan waktu
saya kelas 12 tepatnya di bulan Desember. Bergugurlah semua cita – cita yang
sudah dibuat. Bapak saya lalu menguatkan anak perempuan pertamanya ini.
Bapakku kalau
panggil saya nduk “nduk nek pengen kuliah, golek sekolah seng negeri. Bapak gen
biayane rodok murah” itu posisi di UGD. Langsung seketika air mata itu menetes
dari mata, dan bapakku juga menangis. Keinginan orang tua untuk mensukseskan
anaknya itu sungguh luar biasa. Tapi keluarga saya tetap bersyukur atas nikmat
yang diberikan kepada kami. Dan sampai akhirnya tiba saat aku mendaftar di
perguruan tinggi. Aku mendaftar di semua universitas yang membuka program D3 di
daerah Semarang dan Solo. Belum rezeki saya tidak diterima semua. Kemudian aku
mendaftar di STTNAS disitu saya diterima, tapi itu keinginan bapakku di jurusan
Arsitektur. Jiwa saya itu penolong, suka kalau melihat orang itu kasihan, kalau
disitu saya hanya menggambar saja “spaneng” tidak bisa menolong dengan tangan
saya sendiri. Di STTNAS tidak saya ambil karena itu swasta. Kemudian dibukalah
pendaftaran jalur PMDP Poltekkes Surakarta kemudian saya mendaftar dengan
memenuhi syarat yang diajukan. Dan diterimalah saya, kemudian mengikuti tahap
seletah diterima ada daftar ulang dan tes kesehatan.
Komentar
Posting Komentar